Wednesday, July 24, 2013

My (Girl) Friend: Chapter 8

Pagi itu matahari tidak menampakkan dirinya.
Rintik-rintik hujan berjatuhan dengan lembutnya di atas asrama berkode S9 itu, membuat suasana dalam asrama menjadi agak dingin pagi itu.
Tapi tidak bagi dua orang yeoja yang masih tertidur di aras ranjang yang sama.
Dua orang yeoja yang saling berpelukan.
Berpelukan di dalam selimut.

“Hmmmhhh...”

Seorang yeoja terbangun, mendengar suara alarm yang memutarkan lagu “Merry Go-Round” dari handphone nya.
Ia menatap ke arah jam dinding.
Dan menatap yeoja di depannya.
“Ehh...”
Buru-buru ia keluar dari selimut dan bangun dari tidurnya.

Kuharap tidak ada orang yang melihatku tidur bersamanya tadi malam” ucapnya dalam hati, sambil merapikan rambutnya dan berjalan ke arah pintu kamar.
Ia keluar kamar, dan melihat ke arah kanan dan kiri.
“Hmm....semuanya masih tertidur rupanya. Untunglah”
Ia kembali ke kamar dan mengambil ikat rambut berwarna biru muda di atas meja.
Sambil mengikat rambutnya, ia memperhatikan yeoja yang masih tertidur pulas itu.

Hanya dengan melihatmu saja aku sudah cukup senang, Fany-ah...”

Ia berjalan mendekat ke arah Tiffany.
“Fany bangun fany...”
Ia menggoyang-goyangkan badan Tiffany.
“Emmh...”
“Bangun cepat...”
“Hmmhh..”
“Ah kau ini. Apa aku harus mengulang kejadian tadi malam agar kau bangun?”
Tiffany membuka sebelah matanya.
“Taeyeon-ah...jangan menggodaku seperti itu”
“Makanya ayo bangun. Apa perlu aku kecup bibirmu? Atau telingamu?” goda Taeyeon lagi.
“.......kau sangat bernafsu, Taeyeon” balas Tiffany sambil menatap Taeyeon.
“Dasar byuntaeng ahaha” lanjut Tiffany sambil keluar dari selimut dan menuju kamar mandi.
Ia pun mencoba membuka pintu kamar mandi.
Dan tidak bisa.
Pintunya terkunci.
Tiffany memandang kearah Taeyeon.
“Hmm...Taeyeon? Ada siapa di dalam?” tanya Tiffany pada Taeyeon yang langsung terkaget-kaget.
“A-ada orang di d-dalam?” ia bertanya balik.
Tiffany hanya mengangguk perlahan.
Jantung Taeyeon bedegup kencang.
Ia tak megira ada orang lain di kamar itu.

‘Kreekk’

Tiffany memundurkan tubuhnya.
Pintu kamar mandi pun terbuka.
Terlihat seorang yeoja hanya memakai handuk keluar dari kamar mandi.
Seorang yeoja berwajah Kanada Perancis-Jepang.

Ozawa......” ucap Taeyeon dalam hati.

TAEYEON POV
“Ozawa.....

......Apakah dia melihatku tidur dengan Tiffany?”

Aku melihat Tiffany langsung masuk ke kamar mandi, terlihat seperti terges-gesa.
Kini hanya ada aku dan Ozawa.
Aku menatapnya.
Ekspresi wajahnya terlihat biasa saja.
Sepertinya ia tidak melihatku tidur bersama Tiffany.
Aku mencoba membawa Ozawa ke sebuah pembicaraan.
“Hmm Ozawa....”
“Ne?”
“Emm....kakimu sudah baikkan?”
“Hmm lumayan” Jawabnya sambil membuka pintu lemari miliknya.
“Masih sakit?”
“Tidak terlalu”
“Oh baguslah kalau begitu”
“Iya... Oh iya Taeyeon, bagaimana tidurmu semalam?”

*DEG*

“Ehh? I-iya seperti b-biasa”
Jawabku agak tergagap-gagap.
“Hmm seperti biasa? Tidak lebih hangat dari biasanya?”
Mukaku terasa panas.
“Ehmm..apa maksudmu Ozawa?”
“Oh..tidak apa-apa. Kukira akan terasa lebih hangat jika tidur dalam pelukan. Tidak ya?”
Ozawa bertanya agak menyindir.
“Umm..ya b-begitulah...” aku menjawab seadanya.
Ia menatapku tajam.

Terlihat seperti tatapan kecemburuan bagiku” aku berkata dalam hati.

Ia masih menatapku.
“Umh...waeyo Ozawa?”
“Ehh, aniya...” jawabnya sambil berhenti menatapku dan mengeluarkan baju seragamnya dari lemari.

Aku pun keluar kamar dan menuju ke ruang tengah.
Sudah ramai rupanya.
Aku menatap ke arah TV yang sedang mempertontonkan sebuah acara.
Sebuah acara yang sering ditonton oleh anak-anak.
Ya. Bisa dibilang film kartun.
“Ckck pagi-pagi begini sudah menonton kartun...” kataku sambil duduk di sebelah Yoona.
“Kamu juga suka kaaan” Sooyoung berkata dengan mulut penuh makanan.
Aku hanya tersenyum, dan mulai ikut menonton TV.

‘Bukk’

Sebuah bantal dilemparkan ke arah mukaku.

“Ahaha mandi sana, malah nonton” ucap seorang yeoja didepanku yang barusan melempar bantal.
“Ishhh...Sunny-ya!”
“Mwo?” balasnya sambil memperlihatkan aegyo nya.
“Menyebalkan.”
Aku membalas melempar bantal ke arahnya.

‘Syutt’

Dan tidak kena.
Sunny terkekeh-kekeh.
“Huh, lihat saja nanti” ancamku sambil menunjuk ke arahnya.
 “Iya nanti aku lihat hahaha” ejeknya lagi.
Aku tak menggubrisnya.
Kulihat dua orang yeoja berjalan menuruni tangga.
Ya. Tiffany dan Ozawa.
Tapi kali ini Tiffany terlihat berbeda.
Ia memakai pita berwarna pink di kepalanya.

“Cantik sekali....”  batinku.
Aku terus memperhatikannya.
Tanpa tahu kalau Ozawa menyadari bahwa mataku tertuju pada Tiffany.  

*****

Hari ini pelajaran jam pertama adalah kimia.
Tetapi tidak seperti biasanya.
Kalau biasanya para murid terlihat suram, kali ini tidak.
Kini mereka terlihat girang.
Ya. Karena hari ini Kwon Lucy tidak hadir.
“Pagi yang indah yaa!” ucap seorang murid di dalam kelas.

Sementara di tengah keributan terlihat di bangku belakang, tepatnya di pojok, dua yeoja sedang berbincang-bincang.
“Ssst...fanyy” Taeyeon berbisik ke arah Tiffany yang sedang asik membaca novel.
“Mwo?” Tiffany menoleh ke arah yeoja yang memanggilnya, yang tepat duduk di sampingnya.
“Ada yang tahu tidak? Selain Ozawa” bisiknya perlahan.
“Ha? Tahu apa?” balasnya sambil terus membaca novelnya.
“Ituu.. yang tadi malam...”
Tiffany terdiam.
Memejamkan matanya sebentar, kemudian menoleh ke arah Taeyeon.
“Mana kutahu...” Jawabnya sambil mengangkat bahunya, dan kembali melayangkan pandangannya ke arah novel yang tadi dibacanya.
“Eh tapi bagaimana kalau Ozawa cerita ke yang lainnya?” tanya Taeyeon lagi.

Mereka saling bertatap-tatapan.
“OMO” Ucap mereka berbarengan.
Serentak mereka menoleh ke arah Ozawa yang duduk di barisan depan.
Ia terlihat sedang mengobrol dengan Yoona.
Taeyeon menyipitkan matanya.
“Ah sudahlah. Lagipula Ozawa kan bukan tukang gosip.” Tiffany berkata sambil membuka halaman baru dari novel yang sedang dipegangnya.
“Hmm..begitu ya” Taeyeon kembali menyipitkan matanya sambil memegangi dagunya sendiri.

TAEYEON POV
Aku menatap Ozawa dengan curiga.
Melihat gerakan mulutnya dengan teliti, apakah ada kata “Tiffany” atau “Taeyeon” keluar dari mulutnya.
“Kalau hal ini tersebar, bisa-bisa jadi bahan omongan nantinya di asrama.” Bisikku terhadap Tiffany.
“Hmm...” Hanya itu yang keluar dari mulut Tiffany.

‘Drrrrttt’

Getaran handphone ku membuatku kaget.
Aku mengeluarkannya dari saku seragamku dan melihat ke layar.

(1 NEW MESSAGE: Leeteuk)

“Cih. Mau apalagi orang ini...”
Aku melemparkan HP ku ke arah meja dengan kasar.
“Nugu?” Tiffany melirik ke arah layar handphone ku.
Dia terdiam sebentar.
Dan menoleh kerahku.

“...Nugu?” tanya nya lagi.

“Dia? Yang barusan mengirimku SMS?”

“Ne...Siapa dia?”

“Hmm. Itu mantanku....”

*****

TIFFANY POV

-Flasback-

Dari balik pohon kulihat seorang yeoja yang memakai baju berwarna kuning sedang bercakap-cakap di telepon.
Aku melihatnya dari belakang, sehingga aku tak dapat melihat wajahnya.
Sayup-sayup aku mendengar setiap perkataan yang dikatakannya.
“Sudahlah, jangan menghubungiku lagi...”
Dari suaranya, aku rasa suaranya itu sudah tak asing lagi di telingaku.
“Kata-katamu sampah...Aku tak peduli, aku tak mengenalmu”
Aku mendengar yeoja itu kembali berbicara, kali ini dengan nada agak kesal. Kudengar setiap perkataannya dengan cermat.
“Sudahlah oppa! Kita sudah putus! Kau tak ingat, hah?!”
Katanya lagi sambil kemudian menekan tombol merah di handphonenya.
Dari suaranya yang sedari tadi kudengar dengan cermat, dapat kuyakinkan.
 Itu Taeyeon.
Ia menutupi mukanya, dapat kulihat badannya agak bergetar.

“Taeyeon.......menangis?”

-Flashback end-

Jadi, namja yang mengantarku ke asrama semalam adalah...mantannya Taeyeon?

Aishh...

Aku bingung.
Antara bercerita atau tidak pada Taeyeon.
Antara menyembunyikannya atau tidak.
Tapi kalau dipikir-pikir, apa salahnya jika aku bercerita?
Aku kan tak salah apa-apa.
Jadi mengapa harus khawatir?
Aku menepuk pundak Taeyeon yang sedang sibuk memutar-mutarkan handphone nya di atas meja.
“Emm.. taeng”
”Ne?” jawabnya sambil berhenti memutar-mutar handphonenya, kemudian menoleh ke arahku.
“Sepertinya....a-aku bertemu mantanmu tadi malam...” kataku sambil terbata-bata.
“Eh?” Ia memiringkan kepalanya, mengerutkan dahinya, pertanda heran.
Raut mukanya menunjukan bahwa ia tidak percaya.
“GYAHAHA kau lucu sekali Tiffanyy. Jangan melawak di saat seperti ini dongg”
“Ishh..aku serius taeyeon-ahh”
“Hhaha sudahlah kau tak perlu menggodaku...” kata Taeyeon sambil tertawa tak percaya.

“Rambutnya blonde kan?” lanjutku.

Tawanya berhenti.
Ia kembali menatapku dan menaikin sebelah alis matanya.

“Ah jinjja kau pintar sekali menebak Fany-ahh”

“Punya mobil sedan berwarna hitam kan?” lanjutku lagi.

“.......”

“Benarkan, Taeyeon?”

“B-bagaimana kau tahu?”

“Kan sudah kubilang. Aku bertemu dengannya tadi malam”

“......jinjjayo? jeongmalyo?”

Aku hanya mengangguk mantap.

“Eonje? Eodiya?”


Belum sempat kukatakan sepatah katapun, bel pun berbunyi.

-ToBeContinued-

3 comments:

  1. thor,,, aduh padahal ffnya bagus thorr,, gk ada kelanjutannya yah??? balas ya thor,, penasaran nih... gomawo..

    ReplyDelete